Sedang Heboh Pengusiran Pengunjung Di PIK 2, Apakah Berhubungan Dengan Pagar Laut?
Pada Rabu, 29 Januari 2025, sebuah video yang memperlihatkan pengusiran pengunjung di Pantai Pasir Putih, PIK 2, menjadi viral di media sosial. Video tersebut langsung menyita perhatian banyak orang, khususnya di platform X, di mana narasi yang dibubuhkan menyebutkan adanya isu rasisme yang terkait dengan pengusiran tersebut. Namun, apakah pengusiran pengunjung di PIK 2 benar-benar memiliki hubungan dengan Pagar Laut, seperti yang banyak dibicarakan oleh warganet? Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Pengusiran Pengunjung Di PIK 2
Video viral tersebut memperlihatkan sejumlah wisatawan yang diusir oleh petugas keamanan atau satpam Pantai Pasir Putih di PIK 2. Dalam video, terlihat satpam menggunakan peluit untuk membubarkan kerumunan yang ada di pantai tersebut. Dalam narasi yang dibagikan bersama video, pengunggah video menggiring isu yang lebih sensitif, menyebutkan bahwa pengunjung yang diusir adalah "pribumi", dan yang mengusir merupakan kelompok non-pribumi.
Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, ternyata video yang dibagikan tersebut bukanlah kejadian baru. Video tersebut pertama kali dibagikan pada September 2022, dan saat itu, pengusiran memang terjadi karena pengunjung sudah melewati jam operasional pantai. Pihak pengelola Pantai Pasir Putih PIK 2 mengonfirmasi bahwa mereka menutup pantai tepat pada pukul 19.00 WIB setiap harinya, dan pengunjung yang masih berada di pantai lebih lama dari jam operasional diminta untuk meninggalkan lokasi.
Pengusiran Pengunjung Dan Hubungannya Dengan Pagar Laut
Isu rasisme yang muncul dalam narasi video viral ini kemudian membuat banyak pihak bertanya-tanya apakah ada kaitannya antara pengusiran pengunjung di PIK 2 dengan "Pagar Laut". Pagar Laut merupakan suatu konsep budaya dan filosofi yang ada dalam tradisi masyarakat Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah perairan dan pantai. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pengusiran pengunjung di PIK 2 memiliki hubungan dengan konsep "Pagar Laut" atau filosofi tertentu.
Pada kenyataannya, pengusiran ini lebih terkait dengan aturan operasional yang berlaku di Pantai Pasir Putih PIK 2, yang memang memiliki jam buka yang terbatas. Pihak pengelola pantai dan keamanan di sana secara rutin menegakkan aturan jam operasional demi menjaga kebersihan dan keamanan area pantai. Jadi, kejadian ini lebih kepada masalah operasional dan waktu kunjungan pengunjung, dan bukan berdasarkan latar belakang rasial atau budaya.
Menyikapi Fenomena Di Media Sosial
Setelah video viral ini dibagikan, banyak komentar yang memperdebatkan apakah tindakan pengusiran ini sudah sesuai dengan etika dan prosedur yang berlaku. Beberapa warganet menyarankan agar pihak pengelola Pantai Pasir Putih lebih tegas dalam mengedukasi pengunjung mengenai jam operasional pantai. Hal ini penting agar pengunjung tidak merasa dirugikan dan menghindari kesalahpahaman yang bisa berujung pada isu sosial yang lebih besar.
Selain itu, penting juga bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di media sosial. Narasi-narasi yang bersifat provokatif dan tidak berdasar dapat memperburuk situasi, terutama jika sudah melibatkan isu-isu sensitif seperti rasisme atau diskriminasi. Oleh karena itu, verifikasi informasi menjadi sangat penting sebelum menyebarkannya lebih lanjut.